Posted by : Unknown
Kamis, 02 Januari 2014
Nama : Respati
Agung Prabowo
Kelas : 1PA13
NPM : 17513429
Bab 14 dan 15
MANUSIA
DAN HARAPAN
A.
Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang
berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan
sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu
menyangkut permasalahan masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang
akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan–pesan kepada
ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing–masing.
Misalnya, Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan
untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang
akan berakibat menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk
merindukan bulan”, walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan
berkehandak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh,
berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.
B. Apa
Sebab Manusia Mempunyai Harapan?
Menurut kodratnya manusia itu adalah
mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi
hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada
satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah–tengah yang lainnya,
seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/ jasmani maupun mental/
spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan
manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan
atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu
diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan,
berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan
untuk itu semua.
Dorongan kebutuhan hidup, sudah
kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam–macam kebutuhan hidup. Kebutuhan
hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya
harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah:
1.
Kelangsungan hidup (survival)
2.
Keamanan (safety)
3.
Hak dan kewajiban
mencintai dan dicintai (be loving and
love)
4.
Diakui linkungan
(status)
5.
Perwujudan cita–cita (self actualization)
C. Do’a
1.
Pengertian Do’a
Menurut bahasa do'a berasal dari kata
"da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a
berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau
tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al
Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
a.
Ibadah, seperti firman
Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan
tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian
maka, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (QS. Yunus: 106).
b.
Perkataan atau Keluhan.
seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami
jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi.
(QS. Al-Anbiya: 15).
c.
Panggilan atau seruan.
Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati
itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar
seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (QS. Ar-Rum: 52
d.
Meminta pertolongan.
Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang
Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal Al
Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang
yang benar. (QS. Al-Baqarah: 23).
e.
Permohonan. Seperti
firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga penjaga
jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari
kami barang sehari." (QS. Al-Mukmin: 49).
2. Macam-Macam
Do’a
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy berkata:
"Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain
Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah."
Adapun perbedaan antara kedua macam do'a
tersebut adalah:
a.
Do'a masalah
(permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari
kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi
tiga:
·
Permintaan yang
ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala.
·
Permintaan yang
ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan
permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau
tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
·
Permintaan yang
ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan,
seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan
barangnya dan ini hukumnya boleh.
b.
Do'a Ibadah maksudnya
Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah
maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat,
puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha
Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
D. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya,
artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal–hal yang
berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada beberapa kalimat
yang dapat kita perhatikan:
1.
Ia tidak percaya pada
diri sendiri.
2.
Saya tidak percaya ia
berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
3.
Bagaimana juga kita
harus percaya kepada pemerintah.
4.
Kita harus percaya akan
nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan contoh berbagai kalimat diatas
maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
E. Berbagai
Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran.
Kepercayaan itu dapat dibedakan atas:
1.
Kepercayaan pada diri
sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu
ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya
percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya
tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau
dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan
kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat
berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan
kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang
sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi
orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams
dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji
kepada orang lain.
3. Kepercayaan
kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut
etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal
dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau
setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah
ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu
raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh
Tuhan pula (kerajaan).
Pandangan demokratis mengatakan bahwa
kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah
negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara).
Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya
dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada,
kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter.
satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak
mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator).
Jelaslah bagi kita, baik teori atau
pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena
Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga
negara percaya kepada negara/pemerintah.
4. Kepercayaan
kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa
itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi
diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan
kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong
umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab
tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu
jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus
percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan
atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta
seisinya merupakan konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan
pemujaan kepada zat tersebut.
Ada beberapa usaha yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, antara lain:
1. Meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2. Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat.
3. Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong,
dermawan, dan sebagainya.
4. Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5. Menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
Sumber :
http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-harapan.html
http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dan-harapan.html
http://harapansatria.blogspot.com/2008/05/pengertian-doa.html
http://rulrul.wordpress.com/2011/03/16/rangkuman-ibd-manusia-dan-harapan/